Apa kabar hati?

"Aku akan menyusulnya"
.
Kalimat itu terus terngiang di telingaku.
Kemarin, saat kau mengutarakan keputusanmu, aku hanya bisa terdiam.
Maksud hati ingin mencegah, tapi apa bagianku dalam hidupnya.
Melarang pun tak berhak.
Ku jawab saja dengan senyuman tak ikhlas ku.
Maaf, mungkin aku egois.
.
"Kalau sudah bertemu dengannya, segera ungkapkan."
.
Nasihat ku padanya.
Dia tersenyum bahagia.
Ya, aku tahu dia bahagia, sangat bahagia.
Esok dia akan bertemu dengan si pembawa lari hatinya.
.
Kau memutuskan untuk pergi mengejar hatimu yang dibawa lari olehnya.
Lalu, apa kabarnya hatiku yang juga sudah kau bawa lari?

Komentar