Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Lintas Lintang Senja -Part1- 'Bebek Lilin'

Aku melangkah gontai saat itu. Menuju kelasku yang berada di lantai dua gedung sekolah itu. Wajahku menyiratkan kesedihan. Dan aku lapar. Pelajaran olahraga pagi itu sungguh menguras tenagaku. Pak Adam seakan ingin meremukkan tulang murid-muridnya. Latihan marathon selama hampir satu jam penuh, dilanjut dengan latihan kayang. Duh, Untung saja badanku kurus. Aku baru saja dari kantin, tapi aku tak berhasil membawa nasi bungkus, bahkan sepotong gorengan tempe pun tak bisa kulahap. "Kamu sakit, ya?" Sebuah suara mengejutkanku, langkah ku yang sudah gontai jadi semakin terhuyung karena kaget. "Maaf. Hehe.. habis aku lihat kamu lemes gitu" Katanya, lagi. Aku tak mengenal siapa anak cowok itu. Mungkin dari kelas sebelah, atau kakak kelas, atau bahkan adik kelas. Anak itu tersenyum. "Kamu pasti lagi sakit. Mukamu pucat. Kata Ibuku, biasanya kalau pucat pasti sakit" Aku mencelos. Ini anak sok tau juga ya? Aku bukan sakit, tapi aku lapar. "Aku ngga

Teman

--Kita memang jauh dan tak bisa saling jumpa, tapi kita tetap berteman, bukan?-- . Itulah isi surat pendek dari matahari untuk bulan. . Mereka berdua memang sejak lama berkawan. Sejak dulu mereka memang terpisah dan tak akan bisa bertemu. Namun, entah mengapa mereka bisa terus saling melengkapi. Mereka memang punya tugas penting, namun satu tujuan. Sama-sama menyinari. . Walau tugas matahari yang banyak dibenci oleh banyak orang. Karna sinarnya yang menyengat saat mendung tak berhasil mengalahkan sang raja langit. Bulan juga kerap menerima perlakuan buruk dari mereka yang benci dengan gelap. Padahal bulan sudah berusaha untuk memberikan sinarnya. . Matahari dan bulan akan terus berkawan. Tak peduli seberapa jauh jarak mereka. Tak peduli pada kenyataan bahwa mereka tak pernah berjumpa. Bahkan mereka tak pernah sekalipun beradu mulut tentang siapa yang paling hebat. Mereka saling mengagumi. . . . --Hai kawan, kau sudah dengar tentang kisah persahabatan matahari dan bula

Wifi

Hari ke tujuh di tahun 2018. . . Semalam salah satu kawanku mengajakku nongkrong di salah satu kedai kopi-favoritnya-. Dan aku mengiyakan saja. Oke. Kalian tahu malam minggu selalu ramai, di manapun kalian pergi. Termasuk kedai kopi ini. Untung saja aku dan kawanku masih mendapat bangku. Setelah kami pesan minuman dan makanan kecil kesukaan kita masing-masing. Dia mulai mengeluarkan gadgetnya. Lalu dia terlihat sibuk. Dan aku sibuk saja mengedarkan pandangan ku ke sekeliling. Sampai pesanan kami datang, kawanku masih saja sibuk dengan gadgetnya, sampai akhirnya dia nyeletuk "Di sini enak, free WiFi and tempatnya juga cozy , kan?" Aku hanya memandangnya--yang sama sekali ngga noleh ke arahku--. Lalu aku mengedarkan pandanganku sekali lagi, dan menangkap sebuah papan dengan tulisan "Free WiFi" dan disertai dengan password. Huft.. Benar saja, sekarang aku melihat banyak yang sibuk dengan gadgetnya masing-masing. . Aku sedikit mikir, jadi gini yang namanya nong

Tentang Matahari

Hari ke enam di tahun 2018. . Tuhan memang maha dahsyat, Dia menciptakan makhluk-makhluk nya dengan begitu sempurna. Siapa yang tak tahu bentuk dan rupa dari bunga matahari? Semua orang pasti tahu, bunga cerah yang begitu menyerupai bentuk dari matahari, sang raja langit. Tak heran banyak yang suka bahkan jatuh cinta pada bunga satu ini. Lalu? Apa yang istimewa dengan bunga ini sebenarnya? Apa cuma karena dia mirip dengan Sang Matahari? Mungkin beberapa hanya beranggapan seperti itu. Tapi menurut saya, bunga ini penuh dengan makna. Matahari.. ia identik sekali dengan panas dan terang. . Panas. Matahari itu panas. Itu artinya, dia bisa menyakiti siapa saja yang berani menyentuhnya. Pernah melihat sinar matahari langsung dengan mata telanjang? Matamu pasti akan terluka. Tapi di sisi lain, panasnya matahari ini seringkali sudah banyak membantu kehidupan kita. Sadar? Bayangkan saja jemuran kita yang tidak akan kering tanpa terpaan sinar panas sang raja langit. Repot, bukan? .

Kids Jaman Now

Kids Jaman Now? Hmm.. Mendengar tiga kata itu, sebenarnya apa sih yang ada di dalam benak kalian? Pasti kalian langsung bayangin tentang anak-anak yang 'dewasa' lebih awal. Kalian juga pasti sudah sering melihat banyaknya anak-anak seumuran SD yang sudah berperilakuan seperti layaknya orang yang sudah berumur 20 tahun ke atas. Misalnya, mereka sudah mulai mengenal pacaran, sudah sering ketergantungan dengan gadget, style mereka yang tidak sesuai usia mereka, lebih suka menyanyikan lagu-lagu remaja(dan bahkan melupakan lagu nasionalisme), bahkan saya ini heran, anak-anak di bawah umur kok sudah pada bisa mengendarai sepeda motor? Padahal dulu ketika usia saya dibawah 15 tahun(bahkan saat menginjak usia 17) , angkatan saya pada masih banyak yang memakai sepeda jika ke mana-mana. Mungkin karena orang jaman sekarang sudah berpikiran maju dan modern. Tapi apa sama sekali tidak terpikir pada dampaknya? Sesuai Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Short story --Moon vs Sun--

Namaku Bulan. Di kampus ini, aku termasuk salah satu most famous girl. Dengan tubuh seksi yang kupunya, aku memang pantas jadi primadona. Well.. sejak aku masih menyandang status sebagai siswi SMP, aku memang sudah berkutat dengan dunia modelling. Apalagi dengan tinggi badanku yang hampir mencapai 170cm, ukuran yang cukup tinggi untuk perempuan indonesia. Yeah, aku memang orang Indonesia asli, Papaku orang Bali, dan Mamaku orang Sunda. Pantas kan kalau aku memang cantik? Dan sejauh ini, enggak ada satu orangpun yang berani mengusikku. Mereka tunduk padaku, takluk pada Sang Ratu malam. Malam ini club langgananku terasa ramai, nggak seperti biasanya. Padahal ini bukan malam sakral. Ah.. whatever.. Yang penting aku tetap bisa ajep-ajep malam ini. Oh iya, aku suka banget clubbing. Apalagi di Bali ini banyak banget diskotik-diskotik yang cetar. Hampir semua diskotik di Bali ini pernah kusambangi. Cuma satu yang selalu jadi favoritku, namanya Runaway. Yeah.. entah kenapa pemiliknya

Our Story 'Replay'

Yudha sudah kembali masuk sekolah. Setelah 3 hari gak masuk sekolah karena kecelakaan tunggal saat BaLi Sabtu lalu. "Udah sembuh lo, Yud?" Oriel menyodorkan satu cup berisi cappucino hangat. Yudha hanya mengangguk dan menerima kopi dari Oriel. "Sorry gue gak nengokin lo lagi. Latian padet" lanjut Oriel sambil menyesap kopinya. "Gak apa-apa, bentar lagi turnamen juga. Ada Bi Imah yang jagain gue kok" sahut Yudha. Tiba-tiba Yudha menangkap sosok Roy berjalan dengan beberapa kawan barunya. Yudha mengikuti ke mana Roy berjalan. Roy yang merasa di matai segera menoleh ke arah Yudha dan Oriel. Roy terlihat tersenyum puas melihat Yudha , sedangkan Yudha, dia terlihat geram dengan sosok Roy. "Sialann..." desisnya, hampir setipis angin. "Kenapa yud?" Oriel yang sedikit mendengar bisikan Yudha segera mengikuti arah pandangnya cowok jangkung itu. Oriel tak mendapati titik pandang Yudha. Cewek itu sedikit bingung pada cowok di sampingnya